MODUL 1
POTENSIOMETER & TAHANAN GESER DAN JEMBATAN WHEATSTONE
1. Pendahuluan[Kembali]
* Potensiometer adalah komponen elektronik yang memungkinkan pengguna untuk mengatur resistansi dalam suatu sirkuit dengan mengubah posisi kontrol atau wiper. Ini digunakan untuk mengatur volume, kecerahan layar, kecepatan motor, dan banyak aplikasi lainnya.
* Tahanan geser adalah varian dari potensiometer yang memiliki wiper yang bergerak sepanjang resistansi, bukan hanya di satu titik. Ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan resistansi dengan menggeser wiper ke posisi yang diinginkan. Biasanya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan penyesuaian yang lebih linear atau perubahan resistansi dalam rentang yang lebih besar. Contohnya termasuk pengaturan suhu pada peralatan listrik atau pengaturan intensitas cahaya pada lampu.
* Jembatan Wheatstone adalah rangkaian kawat berbentuk jembatan yang digunakan untuk mengukur resistansi yang tidak diketahui atau untuk menentukan nilai resistansi suatu benda dengan tepat. Ini terdiri dari empat resistor yang terhubung membentuk jembatan. Ketika jembatan seimbang, artinya tidak ada aliran arus melalui galvanometer, nilai resistansi tidak diketahui diukur melalui prinsip-prinsip geometri dan hukum Ohm. Jembatan Wheatstone sangat penting dalam pengukuran presisi, seperti dalam pengukuran berat atau sensor tekanan.
2. Tujuan[Kembali]
1. Dapat
menjelaskan karakteristik Voltmeter dan Amperemeter dari simbol- simbol alat ukur tersebut
2. Dapat
menentukan posisi pembacaan dan batas ukur yang tepat dari alat ukur saat melakukan
pengukuran.
3. Dapat menjelaskan pengaruh Potensiometer dan
Tahanan Geser terhadap arus dan yang mengalir pada rangkaian.
4. Dapat memahami prinsip kerja Jembatan Wheatstone.
3. Alat dan Bahan[Kembali]
A. Alat
1. Instrument
Multimeter
Amperemeter
Voltmeter
2. Module
Jumper
B. Bahan
Resistor
Potensiometer
Tahanan Geser
4. Dasar Teori[Kembali]
A. Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
B. Potensiometer
Potensiometer
merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan cara
memutar tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronik.
Salah satu contohnya seperti pengatur volume pada peralatan audio. Potensiometer
mempunyai 3 terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper. Dimana prinsip kerjanya ketika terminal A dan wiper dihubungkan maka nilai
resistansinya semakin besar jika tuasnya diputar ke kanan. Ketika terminal B
dan wiper dihubungkan maka nilai
resistansinya semakin besar jika tuasnya diputar ke kiri. Sedangkan ketika
terminal A dan B dihubungkan maka pada potensiometer akan menunjukkan nilai
resistansi maksimum. Nilai resistansi
ini akan selalu tetap dan merupakan nilai resistansi total dari
potensiometer.
Tahanan
geser merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan
cara menggeser tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Tahanan geser biasanya
digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika. Salah satu contohnya
seperti pada radio.
Tahanan
geser mempunyai 3 terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper. Dimana prinsip kerjanya ketika
terminal A dan wiper dihubungkan maka
nilai resistansinya semakin besar jika tuasnya digeser ke kanan. Ketika
terminal B dan wiper dihubungkan maka
nilai resistansinya semakin besar jika tuasnya digeser ke kiri. Sedangkan
ketika terminal A dan B dihubungkan maka
akan menunjukkan nilai resistansi maksimum. Nilai resistansi ini akan selalu tetap dan merupakan nilai
resistansi total dari tahanan geser.
D. Jembatan Wheatstone
Rangkaian jembatan wheatstone secara luas telah digunakan dalam
beberapa pengukuran nilai suatu komponen seperti resistansi, induktansi, dan
kapasitansi.
Karena rangkaian jembatan wheatstone hanya membandingkan antara nilai
komponen yang belum diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui
nilainya, maka akurasi pengukurannya menjadi hal yang sangat penting, terutama
pada pembacaan pengukuran perbandingannya yang hanya didasarkan pada sebuah
indikator nol pada kesetimbangan jembatan yang terlihat pada galvanometer.
Metode jembatan wheatstone dapat digunakan untuk
mengukur hambatan listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan
amperemeter, cukup satu galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang
melalui suatu rangkaian. Prinsip dari rangkaian jembatan wheatstone
diperlihatkan pada Gambar 1.3:
Gambar
1.3. Rangkaian Jembatan Wheatstone
Keterangan Gambar:
S : Saklar penghubung
G : Galvanometer
V : Sumber tegangan
Rs : Resistor variabel
Ra dan Rb :
Hambatan yang sudah diketahui nilainya
Rx : Hambatan yang akan ditentukan nilainya